Langsung ke konten utama

Nilai- nilai Kemerdekaan

Merdeka 

– 17 Agustus 1945, hari di mana mimpi nan pupuk harapan bumi Nusantara tergenggam, untuk meraihnya amat perlu perjuangan, kucuran darah, nyawa melayang APAPUN rela dikorbankan, hingga akhirnya hasil hembusan nafas para pejuang terbayarkan, pejuang proklamator yang mencurahkan ide di satu pengumuman kemerdekaan singkat namun penuh arti itu akhirnya terkibarkan lantas terngiang sorak sorai penuh bahagia riuh di seluruh negeri “AKHIRNYA KEDAULATAN KINI MILIK KITA”  sorak mereka, memanglah mimpi tergenggam merupakan hari bahagia. 

Lantunan masa yang panjang telah dilewati pergolakan dalam negeri hingga ingin kembalinya pejajah menghatui negeri ini sampai tiada sadar 77 tahun sudah momen itu telah terlewati namun  benarkah kita bebas seperti yang diagungkan para pejuang, benarkah negeri ini benar merdeka? benarkah mimpi-mimpi  itu nyata?
Yang katanya lepas dari belenggu penjajah, yang katanya telah menjadi negeri berdaulat itu kini sedang terseok ekonominya dikuasai asing, kekayaanya di lahap dengan semangat oleh negeri yang jauh diseberang,  barang impor tiada terbendung berdatangan di tengah panen raya yang harusnya menjadi berkah namun berubah jadi petaka, lihatah pengangguran   dimana-mana namun malahan sang papa yang harusnya menjaga malah menganak emaskan warga sipit menciptakan jurang kesenjangan,  menjual aset bangsa dengan kedok membangun negeri,  itu kah namanya merdeka?

Merdeka saat semboyan bhinneka tunggal ika ambruk di atas tanah cendrawasih menimbulkan percikan api yang hangat.
Namun pasti menghancurkan, sara jadi bahan baku hantam terhadap saudara tanah air. Beberapa puing wilayah merengek ingin bebas karena diskriminasi dimana – mana. Karena ketimpangan sosial antar wilayah bagai pertunjukan  itukah yang namanya merdeka?
Merdekakah kita disaat victim blaming bagai tradisi? Budaya patriarki menganak-pinak subur sampai sekarang. Batasan atas nama gender teriang-ngiang. Geng rape bagi debu bertebaran, aparat negara yang katanya pengayom dan pelindung namun turut menjadi iblis selangkangan. Saat kelompok rentan dilingkupi rasa takut yang menghantui begitu kah merdeka?
Jadi apa sesungguhnya pengertian merdeka itu? Jika kata KBBI merdeka itu lepas dari penjajah, patutkah kita berkata demikian saat ekonomi, sosial budaya kita habis dimakan lemah. Hey bung, merdeka bukanlah sekedar pengakuan yuridis bangsa asing.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

sejarah proklamasi kemerdekaan indonesia- shafa kirana a.

sejarah kemerdekaan indonesia

nabila febriya najwa - -  Republik Indonesia merdeka pada Jum'at tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia merdeka dengan dibacanya proklamasi oleh Ir. Soekarni dan Drs. Mohammad Hatta sebagai pendampingnya, yang bertempat di Jl. Pegangsaan Timur no. 56 di Jakarta Pusat. Pada tanggal 06 Agustus 1945 sebuah bom atom meledak di kota Hirosima, Jepang yang pada saat itu sedang menjajah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan terbentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa jepang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai yang didirikan oleh pemerintah jepang pada tanggal 29 april 1945 yang beranggotakan 63 orang. kemudian berganti pada tanggal 07 Agustus 1945 menjadi PPKI (Panitian Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa jepang disebut Dokuritsu Junbi inkai, dan pada tanggal 9 Agustus Bom atom kembali dijatuhkan di kota Nagasaki yang membuat Negara Jepang Menyerah Kepada Amerika Serikat. Momen ini dimanfaatkan Indonesia Untuk memproklamas...

PANTUN INDONESIA MERDEKA